TERJEMAHAN KITAB MATAN JURUMIYAH (LENGKAP)
Bismillahirrahmanirrahim.
Segala
Puji Bagi Allah Yang Menurunkan Al-Qur'an dengan Bahasa Arab. Shalawat
serta Salam semoga Tercurah-limpahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad Saw paling utamanya makhluq yang berbicara dan berbahasa. Dan
juga kepada keluarganya, para shahabatnya dan para tabi'in dan taabi'it
taabi'iin bi ihsaanin ilaa yaumiddin…. Dan semoga Allah mengangkat kita
bersama-sama mereka didalam rumah akhirat yang tentram tanpa belenggu
rasa kesah dan kelu. Aamiiin.
Amma Ba'du:
Berkata
Kyai Mushannif Ibnu Aajurruumi Muhammad bin Muhammad bin Dawud
As-Shanhaji Alfaasiy (627-723 H. / 1273-1323 M.) semoga Allah
Merahmatinya dan semoga kami mendatapkan Ilmu yang Manfa'at berkat
Ilmu-ilmunya. Aamiin.
وأقسامه ثلاثة : اسم ، وفعل ، وحرف جاء لمعنى .
فالاسم يعرف : بالخفض ، والتنوين ، ودخول الألف واللام ، وحروف الخفض وهي : من وإلى وعن وعلى وفي ورب والباء والكاف واللام وحروف القسم وهي : الواو والباء والتاء .
والفعل يعرف بقد والسين و ( سوف ) وتاء التأنيث الساكنة .
والحرف مالا يصلح معه دليل الاسم ولا دليل الفعل .
Macam-macam Kalam
Telah berkata pengarang kitab ini (As Syaikh Ash Shanhajy) rahimahullah :
Al
kalam (kalimat) adalah Lafadz yang tersusun yang berfaedah dengan
bahasa arab. Penyusun kalimat itu ada tiga: Isim, fi’il, dan huruf yang
memiliki arti.
(1) Isim itu dapat dikenali dengan keberadaan khafadh, tanwin, dan kemasukan alif dan lam. Huruf khafadh itu adalah :
مِنْ
(dari), إِلَى(ke), عَنْ (dari), عَلَى(di atas),فِي (di),
رُبَّ (jarang), بِ (dengan), كَ (seperti), لِ (untuk) Isim dapat
dikenali juga dengan huruf qasam (sumpah) yaitu waw, ba dan ta.
(2) Fiil itu dikenali dengan keberadaan:
قَدْ (sungguh/terkadang), سَ (akan) ، سَوْفَ(akan) ، تَاءِ اَلتَّأْنِيثِ اَلسَّاكِنَةِ (ta ta’nits yang mati)
(3) Huruf itu adalah sesuatu yang tidak memenuhi ciri-ciri isim dan fi’il
*****************
Bab Al I’rab
وأقسامه أربعة : رفع ونصب وخفض وجزم فللأسماء من ذلك الرفع والنصب والخفض ولا جزم فيها وللأفعال من ذلك الرفع والنصب والجزم ولا خفض فيها .
I’rab
itu adalah berubahnya akhir kata karena perbedaan amil-amil yang masuk
atasnya baik secara lafadz atau taqdir. Pembagian i’rab itu ada empat:
- Rafa’
- Nashab
- Khofadh /Jar
- Jazm.
Setiap isim itu bisa dalam kondisi rafa’, nashab, khafad akan tetapi tidak mungkin dalam kondisi jazm
Setiap fi’il itu bisa dalam kondisi rafa’, nashab, jazm akan tetapi tidak mungkin dalam kondisi khafadh.
*******************
باب معرفة علامات الإعراب
BAB MENGENAL TANDA-TANDA I’RAB
TANDA ROFA'
Rafa’ memiliki empat tanda:
- Dhammah
- Huruf Waw
- Huruf Alif
- Huruf Nun
Dhammah menjadi tanda bagi rafa’ pada empat tempat :
- Isim Mufrad,
- Jama’ taktsir
- Jama’ muannas salim, dan
- Fiil mudhari’ yang tidak bersambung di akhirnya dengan sesuatu
Huruf Waw menjadi tanda bagi rafa’ pada dua tempat :
- Jama’ mudzakkar salim, dan
- Isim-isim yang lima yaitu
(Bapak mu, saudara laki-laki mu , ipar mu, mulut mu, pemilik harta )
Huruf Alif menjadi tanda bagi rafa’ pada isim-isim tatsniyyah yang tertentu
Huruf Nun menjadi tanda bagi rafa’ pada fi’il mudhari yang bersambung dengan:
- dhamir tatsniyah,
- dhamir jama’, dan
- dhamir muannats mukhatabah
TANDA NASHAB
B. Nashab memiliki lima tanda:
- Fathah
- Huruf alif
- kasrah
- Huruf Ya
- Hadzfunnuun (membuang nun)
Fathah menjadi tanda bagi nashab pada tiga tempat :
- Pada Isim Mufrad
- Jama’ taksir, dan
- fi’il Mudhari apabila masuk atasnya amil yang menashobkan dan tidak bersambung di akhirnya dengan sesuatupun
Huruf Alif menjadi tanda bagi nashab pada isim-isim yang lima contohnya :
رَأَيْتُ أَبَاكَ وَأَخَاك (aku melihat bapakmu dan saudaramu) dan apa-apa yang menyerupai contoh ini.
Kasrah menjadi tanda bagi nashab pada jama’ muannats salim
Huruf Ya menjadi tanda bagi nashab pada tatsniyah dan jama’ (mudzakkar salim)
Hadzfunnuun (membuang huruf nun), menjadi tanda bagi nashab pada fi’il-fi’il yang lima yang ketika rafa’nya dengan tetap nun.
TANDA JAR
Khafadh memiliki 3 tanda:
- Kasrah
- Huruf Ya
- Fathah
Kasrah menjadi tanda bagi khafadh pada tiga tempat:
- Isim Mufrad yang menerima tanwin
- jama’ taksir yang menerima tanwin, dan
- jama’ muannats salim
Huruf ya menjadi tanda bagi khafadh pada tiga tempat:
- Pada isim-isim yang lima (al asmaul khamsah)
- Isim Tatsniyah, dan
- jama’
Fathah menjadi tanda bagi khafadh pada isim-isim yang tidak menerima tanwin (isim ghairu munsharif)
TANDA JAZM
Jazm memiliki 2 tanda:
- Sukun
- Al hadzfu (membuang)
Sukun menjadi tanda bagi jazm pada fi’il yang shahih akhirnya
Al
hadzfu menjadi tanda bagi jazm pada fi’il mudhari yang mu’tal akhirnya
dan pada fi’il-fi’il yang ketika rafa’nya dengan tetap nun.
فَصْلٌ اَلْمُعْرَبَاتُ
Fashl (pasal), Kata-kata yang di-Irab
Kata yang di- i’rab itu ada dua:
- Kata yang di-i’rab dengan harkat (baris)
- Kata yang di-i’rab dengan huruf.
Kata yang di-i’rab dengan baris itu ada empat macam :
- Isim Mufrad
- Jama’ taktsir
- Jama’ muannats salim, dan
- Fi’il Mudhari’ yang tidak bersambung dengan akhirnya sesuatu
Semua kata itu
di-rafa’-kan dengan dhammah, di-nashab-kan dengan fathah, dan
di-jazm-kan dengan sukun kecuali untuk tiga kondisi;
- jama’ muannats salim di-nashab-kan dengan kasrah
- Isim ghairu munsharif di-khafadh-kan dengan fathah
- fi’il mudhari’ mu’tal di-jazm-kan dengan membuang akhirnya
Kata yang di-i’rab dengan huruf itu ada empat macam :
- Isim Tatsniyah
- Jama’ mudzakkar salim
- isim-isim yang lima, dan
- fi’il-fiil yang lima, yaitu: يَفْعَلَانِ، وَتَفْعَلَانِ، وَيَفْعَلُونَ، وَتَفْعَلُونَ، وَتَفْعَلِينَ
Isim tatsniyah : di-rafa’-kan dengan huruf alif, di-nashab-kan dengan huruf ya dan di-khafadh-kan dengan huruf ya.
Jama’ mudzakkar salim: dirafa’kan dengan huruf waw, di-nashab-kan dengan huruf ya dan di-khafadh-kan dengan huruf ya.
Isim-isim yang lima: di-rafa’-kan dengan huruf waw, di-nashab-kan dengan huruf alif, dan di-khafadh-kan dengan huruf ya.
Fi’il-fi’il yang lima: di-rafa’-kan dengan huruf nun, di-nashab-kan serta di-jazm-kan dengan membuang huruf nun.
*******************
Fashl (pasal), Kata-kata yang di-Irab
Kata yang di- i’rab itu ada dua:
- Kata yang di-i’rab dengan harkat (baris)
- Kata yang di-i’rab dengan huruf.
Kata yang di-i’rab dengan baris itu ada empat macam :
- Isim Mufrad
- Jama’ taktsir
- Jama’ muannats salim, dan
- Fi’il Mudhari’ yang tidak bersambung dengan akhirnya sesuatu
Semua kata itu
di-rafa’-kan dengan dhammah, di-nashab-kan dengan fathah, dan
di-jazm-kan dengan sukun kecuali untuk tiga kondisi;
- jama’ muannats salim di-nashab-kan dengan kasrah
- Isim ghairu munsharif di-khafadh-kan dengan fathah
- fi’il mudhari’ mu’tal di-jazm-kan dengan membuang akhirnya
Kata yang di-i’rab dengan huruf itu ada empat macam :
- Isim Tatsniyah
- Jama’ mudzakkar salim
- isim-isim yang lima, dan
- fi’il-fiil yang lima, yaitu: يَفْعَلَانِ، وَتَفْعَلَانِ، وَيَفْعَلُونَ، وَتَفْعَلُونَ، وَتَفْعَلِينَ
Isim tatsniyah : di-rafa’-kan dengan huruf alif, di-nashab-kan dengan huruf ya dan di-khafadh-kan dengan huruf ya.
Jama’ mudzakkar salim: dirafa’kan dengan huruf waw, di-nashab-kan dengan huruf ya dan di-khafadh-kan dengan huruf ya.
Isim-isim yang lima: di-rafa’-kan dengan huruf waw, di-nashab-kan dengan huruf alif, dan di-khafadh-kan dengan huruf ya.
Fi’il-fi’il yang lima: di-rafa’-kan dengan huruf nun, di-nashab-kan serta di-jazm-kan dengan membuang huruf nun.
*******************
Bab Fi’il-fi’il (Kata Kerja)
Fi’il itu ada tiga :1. Fiil Madhi2. Fiil Mudhari’3. Fiil AmrContohnya ضَرَبَ(madhi), (mudhari’) , يَضْرِبُ (‘amr) اِضْرِبْ
Fiil Madhi itu selalu di-fathah-kan
Fiil amar selalu di-jazm-kan
Fiil
mudhari’ itu fiil yang di awalnya terdapat salah satu dari huruf
tambahan yang empat yang terkumpul dalam perkataan أَنَيْتُ(hamzah, nun,
ya, dan ta). Fiil mudhari’ itu selalu di-rafa’-kan kecuali ada amil
(huruf) nashab atau jazm yang masuk padanya.
Amil nashab (hal yang me-nashab-kan) itu ada sepuluh, yaitu:
Amil jazm (hal yang me-jazam-kan) itu ada delapan belas, yaitu :
*******************
Bab Isim-isim yang Dirafa’kan
Isim-isim
yang di-rafa’-kan itu ada tujuh :1. Isim Faa’il2. Isim Maf’ul yang
tidak disebut failnya (naaibul fa’il)3. Mubtada4. khabar mubtada5. Isim
Kaana dan saudara-saudaranya6. khabar inna dan saudara-saudaranya7.
pengikut dari yang di-rafa’-kan, yaitu ada empat : Na’at, ‘athaf,
taukid, dan badal
*******************
Bab Faa’il (Pelaku)
Faa’il (pelaku) termasuk isim yang di-rafa’-kan yang disebut setelah fi’il (perbuatan) nya.
Dan faa’il itu ada dua jenis:1. Faa’il isim dzhahir2. Faa’il isim dhamir
Faa’il isim dzhahir itu contohnya seperti:
Faa’il isim dhamir itu ada 12, yaitu :
*******************
Bab Maf’ul yang tidak disebut Faa’ilnya (Naaibul faa’il)
Naaibul
faa’il isim dzhahir itu contohnya :ضُرِبَ زَيْدٌ” وَ”يُضْرَبُ زَيْدٌ”
وَ”أُكْرِمَ عَمْرٌو” وَ”يُكْرَمُ عَمْرٌو(Zaid telah dipukul, Zaid
sedang dipukul, ‘Amr telah dimuliakan, ‘Amr sedang dimuliakan)
Naaibul
faa’il isim dhamir contohnya:ضُرِبْتُ وَضُرِبْنَا, وَضُرِبْتَ,
وَضُرِبْتِ, وَضُرِبْتُمَا, وَضُرِبْتُمْ, وَضُرِبْتُنَّ, وَضُرِبَ,
وَضُرِبَتْ, وَضُرِبَا, وَضُرِبُوا, وضُربن(aku telah dipukul, kami telah
dipukul, kamu (lk) telah dipukul, kamu (lk) telah dipukul, , kalian
berdua telah dipukul, kalian (lk) telah dipukul, kalian (pr) telah
dipukul, dia (lk) telah dipukul, dia (pr) telah dipukul, mereka berdua
telah dipukul, mereka (lk) telah dipukul, mereka (pr) telah dipukul)
*******************
Bab Mubtada dan khabar
Mubtada adalah isim yang di-rafa’-kan yang terbebas dari amil-amil lafadzh
Khabar
adalah isim yang di-rafa’-kan yang disandarkan kepada mubtada’.
Contohnya:“زَيْدٌ قَائِمٌ” وَ”الزَّيْدَانِ قَائِمَانِ” وَ”الزَّيْدُونَ
قَائِمُونَ “ (Zaid berdiri, Dua orang Zaid berdiri, Zaid-zaid
(orang-orang yang bernama zaid) berdiri)
Mubtada itu ada dua jenis:1. Mubtada isim dzahir2. Mubtada isim dhamir
Mubtada isim dzahir itu sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya (seperti contoh di atas)
Sedangkan
Mubtada isim dhamir itu ada dua belas :أَنَا وَنَحْنُ وَأَنْتَ
وَأَنْتِ وَأَنْتُمَا وَأَنْتُمْ وَأَنْتُنَّ وَهوَ وهِيَ وَهُمَا وَهُمْ
وَهُنَّ(saya, kami, kamu (lk), kamu (pr), kalian berdua, kalian (lk),
kalian (pr), dia (lk), dia (pr), mereka berdua, mereka (lk), mereka
(pr))
Contohnya :(أَنَا قَائِمٌ) وَ(نَحْنُ قَائِمُوْنَ)(saya berdiri, kami berdiri))Dan contoh lain yang serupa
Khabar itu ada dua jenis:1. Khabar mufrad2. Khabar ghair mufrad
Khabar mufrad itu contohnya زَيْدٌ قَائِمٌ (Zaid berdiri)
Sedangkan
khabar ghair mufrad itu ada empat :1. Jar dan majrur 2. dzharaf3.
fi’il beserta faa’ilnya4. Mubtada beserta khabarnya.Contohnya:زَيْدٌ
فِى الدَّارِ وَزَيْدٌ عِنْدَكَ وَزَيْدٌ قَامَ اَبُوْهُ وَزَيْدٌ
جَارِيَتُهُ ذَاهِبَةٌ(Zaid ada di dalam rumah, Zaid ada di sisi mu,
Zaid itu berdiri bapaknya, Zaid itu budaknya pergi)
*******************
Bab Amil-amil yang masuk kepada mubtada dan khabar
Amil-amil
yang masuk kepada mubtada dan khabar itu ada tiga macam:1. Kaana dan
yang semisal Kaana,2. Innna dan yang semisal Inna3. Dzhanna (dzhanantu)
dan yang semisal Dzhanna4. Kaana dan saudara-saudaranya
Kaana dan saudara-saudaranya itu me-rafa’-kan isim (mubtada) dan menashabkan khabar.
kaana
dan suadara-saudaranya adalah :كَانَ (ada,terjadi), أَمْسَى(memasuki
waktu sore), أَصْبَحَ (memasuki waktu pagi), أَضْحَى(memasuki waktu
dhuha), ظَلَّ (pada waktu siang), بَاتَ (pada waktu malam),
صَارَ(menjadi), لَيْسَ (tidak), مَا زَالَ (senantiasa), مَا اِنْفَكَّ
(senantiasa), مَا فَتِئَ (senantiasa), مَا بَرِحَ(senantiasa), مَا دَامَ
(senantiasa)
Termasuk
juga tashrif (perubahan kata) dari kata-kata di atas, seperti :َ
كَانَ, وَيَكُونُ, وَكُنْ, وَأَصْبَحَ وَيُصْبِحُ وَأَصْبِحْ(telah
terjadi, sedang terjadi, jadilah! – Telah memasuki waktu pagi, sedang
memasuki waktu shubuh, masukilah waktu shubuh!) Contohnya : “كَانَ
زَيْدٌ قَائِمًا, وَلَيْسَ عَمْرٌو شَاخِصًا” (Zaid telah berdiri, ‘Amr
tidak pergi) dan contoh lain yang serupa
Inna dan saudara-saudaranya itu me-nashab-kan mubtada dan me-rafa’-kan khabar
Inna
dan saudara-saudaranya adalah :إِنَّ (sesungguhnya)، أَنَّ
(sesungguhnya)، لَكِنَّ (akan tetapi)، كَأَنَّ (seakan-akan)، لَيْتَ
(andai)، لَعَلَّ(agar, supaya) contohnya : إِنَّ زَيْدًا قَائِمٌ،
وَلَيْتَ عَمْرًا شَاخِصٌ (sesungguhnya Zaid berdiri, Andai ‘Amr pergi)
dan contoh lain yang serupa.
Makna
إِنَّ dan أَنَّ adalah untuk taukid (penekanan), لَكِنَّ untuk
istidraak (mempertentangkan), كَأَنَّ untuk tasybih (penyerupaan),
لَيْتَ untuk tamanniy (pengandaian), لَعَلَّ untuk tarajiy (pengharapan
kebaikan) dan tawaqqu’ (ketakutan dari nasib buruk).
Zhanantu
(zhanna) dan saudara-saudaranya itu me-nashab-kan mubtada dan khabar
karena keduanya itu (mubtada dan khabar) adalah maf’ul bagi dzhanna dan
saudara-saudaranya
Zhanantu
dan saudara-saudaranya itu :ظَنَنْتُ (saya telah menyangka)،
وَحَسِبْتُ (saya telah mengira)، وَخِلْتُ (saya telah membayangkan)،
وَزَعَمْتُ(saya telah menduga) وَرَأَيْتُ (saya telah melihat)،
وَعَلِمْتُ (saya telah mengetahui)، وَوَجَدْتُ (saya telah mendapatkan)،
وَاتَّخَذْتُ (saya telah menjadikan)،وَجَعَلْتُ (saya telah
menjadikan)، وَسَمِعْتُ (saya telah mendengar)؛Contohnya: ظَنَنْتُ
زَيْدًا مُنْطَلِقًا، وَرَأَيْتُ عَمْرًا شاخصًا (Aku telah menyangka Zaid
pergi, Aku telah melihat ‘Amr pergi) dan contoh lain yang
menyerupainya.
*******************
باب النعت
Bab Na’at (sifat)
Na’at
(sifat) itu mengikuti yang disifati pada keadaan rafa’, nashab,
khafad, ma’rifat, dan nakirah nya. Contohnya: قَامَ زَيْدٌ اَلْعَاقِلُ,
وَرَأَيْتُ زَيْدًا اَلْعَاقِلَ, وَمَرَرْتُ بِزَيْدٍ اَلْعَاقِلِ. (Zaid
yang berakal telah berdiri, aku melihat zaid yang berakal, aku
berjalan bersama zaid yang berakal)
Ma’rifat
(kata khusus) itu ada lima:1. Isim Dhamir (kata ganti), contohnya :
أَنَا (saya) dan أَنْتَ (kamu)2. Isim Alam (nama), contohnya:
(Zaid)زَيْدٍ(mekkah) dan مَكَّةَ3. Isim Mubham (kata tunjuk), contohnya
: (ini, mudzakkar) هَذَا, (ini, muanats) هَذِهِ,(ini, banyak)
هَؤُلَاءِ4. Isim yang terdapat alif lam (al), contohnya: (laki-laki)
اَلرَّجُلُ dan(anak muda/pembantu) الْغُلَامُ5. isim yang di-idhafahkan
kepada salah satu dari keempat isim ma’rifat ini (isim Dhami, isim
alam. Isim mubham, dan isim yang terdapat alif lam)
Nakirah
(kata umum) adalah setiap isim yang tersebar (beraneka ragam) pada
jenisnya ,tidak tertentu pada sesuatupun. Ringkasnya, nakirah adalah
setiap isim yang dapat menerima alif lam, contohnya: (laki-laki)
اَلرَّجُلُ dan(anak muda) الْغُلَامُ
*******************
باب العطف
Bab ‘Athaf
Huruf
‘athaf ada sepuluh, yaitu :وَ (dan)، فَ (maka), ثُمَّ (kemudian), أَوْ
(atau), أَمْ (ataukah), إِمَّا (adakalanya), بَلْ (bahkan) ,
لَا(tidak), لَكِنْ(akan tetapi), حَتَّى فِي بَعْضِ اَلْمَوَاضِعِ (Hatta
(Sehingga) pada sebagian tempat)
Jika
kamu athaf-kan dalam keadaan rafa’ maka kamu rafa’a-kan, dalam keadan
nashab maka kamu nashab-kan, dalam keadaan khafad maka kamu
khafadh-kan, dalam keadaan jazm maka kamu jazm-kan. Contohnya :“قَامَ
زَيْدٌ وَعَمْرٌو, وَرَأَيْتُ زَيْدًا وَعَمْرًا, وَمَرَرْتُ بِزَيْدٍ
وَعَمْرٍو, وَزَيْدٌ لَمْ يَقُمْ وَلَمْ يَقْعُدْ(Zaid dan ‘Amr telah
berdiri, Aku melihat Zaid dan ‘Amr, Aku berjalan bersama Zaid dan ‘Amr,
Zaid sedang tidak berdiri, tidak pula duduk)
*******************
Bab Taukid (menekankan atau menguatkan)
Taukid itu telah tertentu lafadzh-lafazhnya, yaitu :اَلنَّفْسُ, وَالْعَيْنُ, وَكُلُّ, وَأَجْمَعُ (diri, diri, setiap, seluruh)
Dan
yang mengikuti ajma’u, yaitu:أَكْتَعُ, وَأَبْتَعُ, وَأَبْصَعُ
(semuanya bermakna seluruh) Contohnya :قَامَ زَيْدٌ نَفْسُهُ,
وَرَأَيْتُ اَلْقَوْمَ كُلَّهُمْ, وَمَرَرْتُ بِالْقَوْمِ
أَجْمَعِينَ.(Zaid benar-benar telah berdiri, Aku benar-benar melihat
semua orang, Aku benar-benar berjalan dengan semua orang)
*******************
Bab Badal (pengganti)
Badal
itu ada empat :1. بَدَلُ اَلشَّيْءِ مِنْ اَلشَّيْء Badal Syai' min
Syai'2. بَدَلُ اَلْبَعْضِ مِنْ اَلْكُلِّ Badal Ba'dh min Kull3. بَدَلُ
اَلِاشْتِمَالِ Badal Isytimal4. وَبَدَلُ اَلْغَلَطِ Badal Ghalath
Contohnya:“قَامَ
زَيْدٌ أَخُوكَ, وَأَكَلْتُ اَلرَّغِيفَ ثُلُثَهُ, وَنَفَعَنِي زَيْدٌ
عِلْمُهُ, وَرَأَيْتُ زَيْدًا اَلْفَرَسَ(Zaid, saudaramu, telah berdiri –
Aku makan roti sepertiganya – Ilmu Zaid bermanfaat untuk ku – Aku
melihat Zaid, (maaf) maksudnya kuda)Sebetulnya yang ingin kau ucapkan
adalah “Aku melihat kuda”, akan tetapi kamu salah ucap dan kamu ganti
dengan “Aku melihat Zaid”.
*******************
Bab Isim-isim Yang dinashabkan
والتابع للمنصوب وهو أربعة أشياء : النعت والعطف والتوكيد والبدل .
Isim-isim yang dinashabkan itu ada lima belas:
1. Maf’ul bih
2. Mashdar
3. Dzharaf zaman
4. Dzharaf makan
5. Hal
6. Tamyiz
7. Mustatsna
8. Isim Laa
9. Munada
10. Maf’ul min ajlih
11. Maf’ul ma’ah
12. Khabar kaana
13. Isim inna
14. khabar dari isim yang semisal kaana dan isim dari isim yang semisal inna
15. Pengikut dari yang di-nashab-kan, yaitu ada empat : na’at, ‘athaf, taukid, dan badal
*******************
Bab Maf’ul bih (objek)
Maf’ul
bih termasuk isim yang di-nashab-kan yang dikenakan padanya suatu
perbuatan. Contohnya : ضَرَبْتُ زَيْدًا, وَرَكِبْتُ اَلْفَرَسَ (Aku
telah memukul Zaid, Aku telah menunggangi kuda)
وهو قسمان : ظاهر ومضمر .
Maf’ul bih itu ada dua jenis:
maf’ul bih dzhahir dan
maf’ul bih dhamir.
Maf’ul bih dzhahir telah dijelaskan sebelumnya (pada contoh di atas), sedangkan maf’ul bih dhamir itu terbagi menjadi dua:
Muttashil (bersambung)
Munfashil (terpisah)
Maf’ul bih dhamir muttashil ada dua belas, yaitu :
ضَرَبَنِي,
وَضَرَبَنَا, وَضَرَبَكَ, وَضَرَبَكِ, وَضَرَبَكُمَا, وَضَرَبَكُمْ,
وَضَرَبَكُنَّ, وَضَرَبَهُ, وَضَرَبَهَا, وَضَرَبَهُمَا, وَضَرَبَهُمْ,
وَضَرَبَهُنَّ
Dia
(lk) telah memukul aku, Dia (lk) telah memukul kami, Dia (lk) telah
memukul kamu (lk), Dia (lk) telah memukul kamu (pr), Dia (lk) telah
memukul kalian berdua, Dia (lk) telah memukul kalian (lk), Dia (lk)
telah memukul kalian (pr), Dia (lk) telah memukulnya (lk), Dia (lk)
telah memukulnya (pr), Dia (lk) telah memukul mereka berdua, Dia (lk)
telah memukul mereka (lk), Dia (lk) telah memukul mereka (pr)
Maf’ul bih dhamir munfashil ada dua belas, yaitu:
إِيَّايَ,
وَإِيَّانَا, وَإِيَّاكَ, وَإِيَّاكِ, وَإِيَّاكُمَا, وَإِيَّاكُمْ,
وَإِيَّاكُنَّ, وَإِيَّاهُ, وَإِيَّاهَا, وَإِيَّاهُمَا, وَإِيَّاهُمْ,
وَإِيَّاهُنَّ.
*******************
Bab Mashdar
Mashdar
adalah isim yang di-nashab-kan yang menempati tempat ketiga dalam
tashrif fi’il. Contohnya : ضَرَبَ يَضْرِبُ ضَرْبًا (telah memukul –
sedang memukul – pukulan)
*******************
Bab Maf'ul Muthlaq
Maf'ul Muthlaq/Mashdar terbagi dua :
1. Lafdzhy
2. Ma’nawy
Mashdar Lafdzhy
Jika
lafazdh mashdarnya sama dengan lafadzh fi’ilnya maka itu termasuk
mashdar lafdzhy contohnya : قَتَلْتُهُ قَتْلًا (aku benar-benar
membunuhnya)
Mashdar Ma’nawy
Jika
yang sama maknanya saja tetapi lafadznya tidak sama, maka itu adalah
mashdar ma’nawy. Contohnya : جَلَسْتُ قُعُودًا, ، وقمت وُقُوفًا (aku
benar-benar duduk, aku benar-benar berdiri)
*******************
Bab zharaf Zaman (keterangan waktu) dan zaharaf Makan (keterangan tempat)
zharaf zaman itu adalah isim zaman yang dinashabkan dengan taqdir maknanya fi (pada, di). Contoh zharaf zaman :
اَلْيَوْمِ, اللَّيْلَةِ, غَدْوَةً, بُكْرَةً, سَحَرًا, غَدًا, عَتَمَةً, صَبَاحًا, مَسَاءً, أَبَدًا, أَمَدًا, حِينًا
(di
pagi hari, di malam hari, di pagi hari, di pagi hari, di waktu sahur,
besok, di waktu malam, di waktu shubuh, di sore hari, selama-lamanya,
besok-besok, suatu ketika)
zharaf makan adalah isim makan yang dinashabkan dengan taqdir maknanya fi (pada, di). Contohnya:
أَمَامَ, خَلْفَ, قُدَّامَ, وَرَاءَ, فَوْقَ, تَحْتَ, عِنْدَ, مَعَ, إِزَاءَ, حِذَاءَ, تِلْقَاءَ, ثَمَّ, هُنَا
(di
depan, di belakang, di depan, di belakang, di atas, di bawah, di sisi,
bersama, di depan, di depan, di depan, di sana , di sini)
*******************
Bab Haal (Keterangan Kondisi)
Haal termasuk isim yang dinashabkan yang menjelaskan tata cara atau keadaan yang sebelumnya samar.
Contohnya :
جَاءَ زَيْدٌ رَاكِبًا” وَ”رَكِبْتُ اَلْفَرَسَ مُسْرَجًا” وَ”لَقِيتُ عَبْدَ اَللَّهِ رَاكِبًا”
(Zaid telah datang dengan berkendaraan, aku menunggangi kuda yang berpelana, Aku menjumpai ‘Abdullah sedang berkendaraan)
Haal itu harus nakirah dan haal itu hanya terjadi setelah kalimat nya sempurna dan shahibul haal itu pasti ma’rifat
*******************
Bab Tamyiz (Keterangan Zat)
Tamyiz termasuk isim yang dinashabkan yang menjelaskan zat yang sebelumnya samara
Contohnya :
“تَصَبَّبَ
زَيْدٌ عَرَقًا”, وَ”تَفَقَّأَ بَكْرٌ شَحْمًا” وَ”طَابَ مُحَمَّدٌ
نَفْسًا” وَ”اِشْتَرَيْتُ عِشْرِينَ غُلَامًا” وَ”مَلَكْتُ تِسْعِينَ
نَعْجَةً” وَ”زَيْدٌ أَكْرَمُ مِنْكَ أَبًا” وَ”أَجْمَلُ مِنْكَ وَجْهًا”
(keringat
zaid mengalir, lemak Bakr berlapis-lapis, badan Muhammad wangi, aku
membeli 20 budak, aku memiliki 90 ekor kambing, Bapaknya Zaid lebih
mulia dari mu, dan wajah Zaid lebih tampan darimu)
Tamyiz itu harus nakirah dan tamyiz hanya terjadi setelah kalimat nya sempurna
*******************
Bab Istitsna (pengecualian)
Huruf istitsna itu ada delapan, yiatu :
إِلَّا, غَيْرُ, سِوَى, سُوَى, سَوَاءٌ, خَلَا, عَدَا, حَاشَا
(semuanya bermakna kecuali / selain)
Maka mustatsna (kalimat yang di istitsnakan) dengan huruf illaa dinashabkan jika kalamnya taam mujab contohnya :
قَامَ اَلْقَوْمُ إِلَّا زَيْدًا” وَ”خَرَجَ اَلنَّاسُ إِلَّا عَمْرًا
(Semua orang selain Zaid telah berdiri, Semua orang selain ‘Amr telah keluar)
Jika kalamnya manfiy taam, maka boleh menjadikannya badal atau menashabkannya
karena istitsna contohnya :
مَا قَامَ اَلْقَوْمُ إِلَّا زَيْدٌ وَ مَا قَامَ اَلْقَوْمُ إِلَّا زَيْدًا
(keduanya bermakna sama, semua orang selain Zaid tidak berdiri)
وإن كان الكلام ناقصا كان على حسب العوامل نحو : ((ما قام إلا زيدٌ )) و (( ما ضربت إلا زيداً )) و (( ما مررت إلا بزيد )).
Jika kalamnya naaqish (kurang), maka i’rabnya sesuai dengan amil-amilnya,. Contohnya:
“مَا قَامَ إِلَّا زَيْدٌ” وَ”مَا ضَرَبْتُ إِلَّا زَيْدًا” وَ”مَا مَرَرْتُ إِلَّا بِزَيْدٍ
(Tidak berdiri kecuali Zaid, Tidaklah aku pukul kecuali Zaid, tidak lah aku berjalan kecuali bersama zaid )
Mustatsna dengan kata siwaa, suwaa, sawaa-u dan ghairu maka dijarkan (selamanya) tanpa kecuali.
والمستثنى
بخلا وعدا وحاشا يجوز نصبه وجره نحو : (( قام القوم خلا زيداً , وزيد )) و
(( عدا عمرا و عمرو )) و ((حاشا بكراً و بكرٍ )) .
Mustatsna dengan kata khalaa, ‘adaa, dan haasyaa maka boleh kita menashabkannya atau menjarkannya. Contohnya :
قَامَ اَلْقَوْمُ خَلَا زَيْدًا وَ قَامَ اَلْقَوْمُ خَلَا زَيْدٍقَامَ اَلْقَوْمُ عَدَاعَمْرًا وَ قَامَ اَلْقَوْمُ عَدَاعَمْرٍو
قَامَ اَلْقَوْمُ حَاشَا بَكْرًا و قَامَ اَلْقَوْمُ حَاشَا َبَكْرٍ
(Semua orang berdiri kecuali Zaid, ‘Amr, dan Bakr)
*******************
Bab Laa (penafian)
فَإِنْ لَمْ تُبَاشِرْهَا وَجَبَ اَلرَّفْعُ وَوَجَبَ تَكْرَارُ “لَا” نَحْوَ لَا فِي اَلدَّارِ رَجُلٌ وَلَا اِمْرَأَةٌ”
فَإِنْ تَكَرَّرَتْ “لَا” جَازَ إِعْمَالُهَا وَإِلْغَاؤُهَا, فَإِنْ شِئْتَ قُلْتُ “لَا رَجُلَ فِي اَلدَّارِ وَلَا اِمْرَأَةَ”. فَإِنْ شِئْتَ قُلْتُ “لَا رَجُلٌ فِي اَلدَّارِ وَلَا اِمْرَأَةٌ”.
Ketahuilah! Bahwa apabila laa (laa Nafiah, Laa penafian) bertemu langsung dengan isim nakirah maka laamenashabkan isim nakirah dengan tanpa tanwin dan laa tidak berulang-ulang. Contohnya:
لَا رَجُلَ فِي اَلدَّارِ
(tidak ada seorang pria di dalam rumah)
Jika laa tidak bertemu langsung dengan nakirah maka laa wajib diulang-ulang.
Contohnya :
لَا فِي اَلدَّارِ رَجُلٌ وَلَا اِمْرَأَةٌ
(Tidak ada seorang pria di dalam rumah, tidak pula wanita)
Jika
laa berulang-ulang (juga bertemu langsung dengan nakirah), maka boleh
mengamalkannya (menjadikan laa sebagai amil yang menashabkan) atau
menyia-nyiakannya. Maka jika kamu suka, kamu katakan :
لَا رَجُلَ فِي اَلدَّارِ وَلَا اِمْرَأَةَ
(Tidak ada seorang pria di dalam rumah, tidak pula wanita)
Dan jika kamu suka, kamu katakan:
لَا رَجُلٌ فِي اَلدَّارِ وَلَا اِمْرَأَةٌ”.
(Tidak ada seorang pria di dalam rumah, tidak pula wanita)
**********************
Bab Munada (Kata yang dipanggil)
فَأَمَّا اَلْمُفْرَدُ اَلْعَلَمُ وَالنَّكِرَةُ اَلْمَقْصُودَةُ فَيُبْنَيَانِ عَلَى اَلضَّمِّ مِنْ غَيْرِ تَنْوِينٍ, نَحْوَ “يَا زَيْدُ” وَ”يَا رَجُلُ”
وَالثَّلَاثَةُ اَلْبَاقِيَةُ مَنْصُوبَةٌ لَا غَيْرُ.
Munada itu ada lima, yaitu :
1. المفرد اَلْعَلَمُ (nama-nama)2. النَّكِرَةُ اَلْمَقْصُودَةُ (nakirah yang termaksud)
3. النَّكِرَةُ غَيْرُ اَلْمَقْصُودَةِ (nakirah yang tidak termaksud)
4. الْمُضَافُ (Mudhaf)
5. الشَّبِيهُ بِالْمُضَافِ (yang menyerupai mudhaf)
Adapun mufrad ‘alam dan nakirah maqsudah maka ia dimabnikan atas dhammah dengan tanpa tanwin contohnya:
يَا زَيْدُ وَيَا رَجُل
(wahai Zaid… , Wahai seorang pria…)
Dan tiga munada sisanya itu tidak lain dinashabkan.
Bab Maf’ul min Ajlih
Maf’ul
min ajlih termasuk isim yang dinashabkan yang disebut untuk
menjelaskan sebab-sebab terjadinya suatu perbuatan. Contohnya :
قَامَ زَيْدٌ إِجْلَالًا لِعَمْرٍو وَقَصَدْتُكَ اِبْتِغَاءَ مَعْرُوفِكَ.
(Zaid telah berdiri untuk memuliakan ‘Amr, Aku mendekatimu karena mengharapkan kebaikanmu)
********************
Bab Maf’ul Ma’ah
وأما خَبَرُ “كَانَ” وَأَخَوَاتِهَا, وَاسْمُ “إِنَّ” وَأَخَوَاتِهَا, فَقَدْ تَقَدَّمَ ذِكْرُهُمَا فِي اَلْمَرْفُوعَاتِ, وَكَذَلِكَ اَلتَّوَابِعُ; فَقَدْ تَقَدَّمَتْ هُنَاكَ.
Maf’ul
ma’ah termasuk isim yang dinashabkan yang disebut untuk menjelaskan
penyertaan seseorang atau sesuatu dalam suatu perbuatan. Contohnya :
جَاءَ اَلْأَمِيرُ وَالْجَيْشَ وَاِسْتَوَى اَلْمَاءُ وَالْخَشَبَةَ
(Seorang pemimpin telah datang bersama tentaranya, Air mengalir bersama kayu)
Adapun
pembahasan tentang “khabar kaana” dan “saudara-saudara kaana” dan
“isim inna” dan “saudara-saudara inna” maka sungguh telah diberikan
penjelasannya pada bab isim-isim yang di-rafa’a-kan begitu juga dengan
pembahasan kata pengikut yang di-nashab-kan (na’at, ‘athaf, taukid,
badal) telah dijelaskan disana.
*******************
Bab Isim-isim yang Di-khafadh-kan (dijarkan)
فَأَمَّا اَلْمَخْفُوضُ بِالْحَرْفِ فَهُوَ مَا يَخْتَصُّ بِمِنْ, وَإِلَى, وَعَنْ, وَعَلَى, وَفِي, وَرُبَّ, وَالْبَاءِ, وَالْكَافِ, وَاللَّامِ, وَبِحُرُوفِ اَلْقَسَمِ, وَهِيَ اَلْوَاوُ, وَالْبَاءُ, وَالتَّاءُ, وَبِوَاوِ رُبَّ, وَبِمُذْ, وَمُنْذُ.
وَأَمَّا مَا يُخْفَضُ بِالْإِضَافَةِ, فَنَحْوُ قَوْلِكَ “غُلَامُ زَيْدٍ” وَهُوَ عَلَى قِسْمَيْنِ مَا يُقَدَّرُ بِاللَّامِ, وَمَا يُقَدَّرُ بِمِنْ; فَاَلَّذِي يُقَدَّرُ بِاللَّامِ نَحْوُ “غُلَامُ زَيْدٍ” وَاَلَّذِي يُقَدَّرُ بِمِنْ, نَحْوُ “ثَوْبُ خَزٍّ” وَ”بَابُ سَاجٍ” وَ”خَاتَمُ حَدِيدٍ .
والله اعلم با الصواب
Isim-isim yang dikhafadhkan itu ada tiga bagian :
- Dikhafadhkan dengan huruf khafadh
- Dikhafadhkan dengan idhafah
- Dikhafadhkan karena mengikuti yang sebelumnya
Adapun yang dijarkan dengan huruf khafadh yaitu apa-apa yang dijarkan dengan huruf:
مِنْ(dari), إِلَى(ke), عَنْ (dari), عَلَى(di atas),فِي (di), رُبَّ (jarang), بِ (dengan), كَ (seperti), لِ (untuk)
dan dengan huruf sumpah yaitu:
اَلْوَاوُ, الْبَاءُ, التَّاءُِ
(ketiganya bermakna sumpah: demi)
dan dengan:
مُذْ, (sejak) وَمُنْذُ (sejak)
Adapun yang dijarkan dengan idhafah maka contohnya: غُلَامُ زَيْدٍ (pembantu
Zaid) dan yang dijarkan dengan idhafah itu ada dua, pertama yang
di-taqdir-kan dengan lam dan kedua yang di-taqdir-kan dengan min.
Maka yang di-taqdir-kan dengan lam (bagi, kepunyaan) contohnya: غُلَامُ زَيْدٍ (pembantu (milik) Zaid)
Dan yang di-taqdir-kan dengan min (dari) contohnya: ثَوْبُ خَزٍّ (Baju (dari) sutera), بَابُ سَاجٍ (pintu (dari) kayu jati), خَاتَمُ حَدِيدٍ (Cincin (dari) besi)
WALLAAHU A'LAM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar